Freemasonry, atau sering disebut sebagai Masonry, adalah organisasi persaudaraan tertua dan terbesar di dunia. Organisasi ini berasal dari serikat tukang batu abad pertengahan di Eropa, tetapi telah berkembang menjadi sebuah organisasi yang menekankan nilai-nilai moral, filantropi, dan kebijaksanaan spiritual. Berikut adalah penjelasan mendetail mengenai sejarah, struktur, prinsip, dan kontroversi terkait Freemasonry.
1. Sejarah Freemasonry
Freemasonry modern muncul di Inggris pada awal abad ke-18, dengan pembentukan Grand Lodge of England pada tahun 1717, yang dianggap sebagai organisasi resmi Freemasonry pertama. Meskipun demikian, akar sejarah Freemasonry lebih jauh ke belakang, dengan asosiasi kepada serikat tukang batu pada abad pertengahan. Para tukang batu ini membentuk kelompok atau "lodge" untuk melindungi rahasia teknik membangun dan untuk menyediakan dukungan bagi anggota mereka.
Selama abad ke-18 dan ke-19, Freemasonry menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Pada saat itu, banyak tokoh terkenal, termasuk para politisi, ilmuwan, dan seniman, bergabung dalam Freemasonry. Tokoh-tokoh terkenal seperti George Washington, Benjamin Franklin, dan Wolfgang Amadeus Mozart adalah anggota yang terkemuka.
2. Struktur Organisasi
Freemasonry diorganisasikan ke dalam lodge-lodge lokal yang terpisah, di bawah yurisdiksi grand lodge nasional atau regional. Lodge adalah unit dasar Freemasonry, dan setiap lodge memiliki pemerintahan sendiri serta aturan yang unik, meskipun prinsip-prinsip dasarnya tetap serupa di seluruh dunia.
Struktur Freemasonry juga mencakup berbagai tingkatan atau "degree" yang menunjukkan kemajuan spiritual dan pendidikan seorang mason. Sistem "Craft Masonry" memiliki tiga derajat utama:
- Entered Apprentice: Tingkat pemula yang diperkenalkan pada simbolisme dasar.
- Fellowcraft: Tingkat menengah yang mengeksplorasi filsafat dan simbolisme yang lebih dalam.
- Master Mason: Tingkat tertinggi dalam Masonry dasar, di mana seorang mason memperoleh hak penuh dalam organisasi.
Setelah mencapai derajat Master Mason, seorang anggota dapat melanjutkan ke tingkatan lain yang dikenal sebagai "York Rite" atau "Scottish Rite," yang mencakup berbagai tingkatan lanjutan.
3. Prinsip dan Filosofi
Freemasonry berfokus pada prinsip-prinsip seperti persaudaraan, amal, dan pencarian kebenaran. Tiga pilar utama Masonry adalah:
- Brotherly Love (Kasih Persaudaraan): Anggota diharapkan menunjukkan rasa hormat dan persaudaraan kepada semua orang.
- Relief (Bantuan Amal): Freemasonry menekankan pentingnya amal dan filantropi, dengan banyak lodge yang terlibat dalam kegiatan amal lokal.
- Truth (Kebenaran): Anggota didorong untuk mengejar pengetahuan dan kebijaksanaan, serta menjalani kehidupan yang berintegritas.
Freemasonry tidak terikat dengan agama tertentu, tetapi mengharuskan anggotanya untuk percaya kepada entitas yang lebih tinggi, sering disebut sebagai "The Great Architect of the Universe." Ini bukanlah agama, tetapi beberapa ritual dan simbolisme Freemasonry sering kali dikaitkan dengan ajaran keagamaan atau spiritual.
4. Simbolisme dalam Freemasonry
Lihat Gambar
Simbolisme adalah bagian penting dari tradisi Freemasonry. Beberapa simbol yang sering diasosiasikan dengan Freemasonry meliputi:
Persegi dan Jangka: Persegi melambangkan moralitas dan kejujuran, sementara Jangka melambangkan pengendalian diri dan batasan yang harus dijaga oleh para Mason. Kedua alat ini digunakan secara simbolis untuk mengajarkan nilai-nilai moral.
Batu Bata Kasar dan Batu Bata Halus: Melambangkan proses transformasi manusia dari keadaan awal yang tidak sempurna (Batu Bata Kasar) menuju keadaan yang lebih baik dan lebih sempurna (Batu Bata Halus). Ini mencerminkan perjalanan perbaikan diri yang menjadi inti dari ajaran Freemasonry.
The All-Seeing Eye (Mata yang Melihat Segalanya): Melambangkan pengawasan ilahi dan pentingnya menjalani hidup dengan integritas. Mata tersebut mengingatkan anggota untuk selalu hidup dalam kejujuran dan kebajikan di bawah pengawasan Tuhan.
Pilar Boaz dan Jachin: Melambangkan kekuatan dan kestabilan. Pilar-pilar ini mewakili keseimbangan dan dualitas, dan berasal dari kisah Kuil Sulaiman. Mereka sering dianggap sebagai simbol pintu gerbang menuju pengetahuan dan pencapaian spiritual.
Simbol-simbol ini dimaksudkan untuk memberikan pelajaran moral dan etika kepada anggotanya, dan interpretasinya dapat bervariasi di antara lodge yang berbeda, mencerminkan tradisi lokal dan perspektif yang beragam dalam ajaran Freemasonry
5. Kontroversi dan Teori Konspirasi
Freemasonry sering kali menjadi subjek kontroversi dan teori konspirasi, terutama terkait dengan pengaruh politik dan agama. Beberapa faktor yang sering digunakan untuk mendukung klaim ini termasuk:
- Rahasia dan Ritual: Kebijakan organisasi untuk menjaga kerahasiaan ritual dan simbol mereka telah memicu kecurigaan. Kritikus mengklaim bahwa rahasia tersebut mungkin menyembunyikan agenda yang lebih gelap atau konspiratif.
- Pengaruh Politik: Beberapa penulis teori konspirasi mengklaim bahwa banyak politisi, hakim, dan pemimpin ekonomi adalah anggota Freemasonry, dan bahwa organisasi ini menggunakan pengaruhnya untuk memanipulasi keputusan pemerintah. Tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim ini, meskipun beberapa anggota terkenal memang memegang posisi penting.
- Hubungan dengan Agama: Gereja Katolik Roma, khususnya, telah lama mengecam Freemasonry, dengan menyebutnya sebagai anti-Kristen atau sebagai saingan dalam memperebutkan pengaruh spiritual. Beberapa denominasi Kristen lainnya juga mengkritik Freemasonry, dengan alasan bahwa beberapa simbol dan ritualnya mungkin bertentangan dengan ajaran agama.
6. Kegiatan Filantropi
Selain kontroversi, Freemasonry memiliki catatan panjang dalam kegiatan amal. Lodge-lodge di berbagai negara sering terlibat dalam penggalangan dana untuk berbagai tujuan, seperti bantuan bencana alam, rumah sakit, dan pendidikan. Banyak yayasan amal dan rumah sakit di Amerika Serikat dan Eropa yang didirikan oleh Freemasonry, termasuk Shriners Hospitals for Children.
7. Freemasonry di Indonesia
Di Indonesia, Freemasonry memiliki sejarah yang panjang sejak masa kolonial Belanda. Lodge pertama didirikan pada tahun 1762 di Batavia (sekarang Jakarta), dan organisasi ini sempat memiliki pengaruh yang signifikan di kalangan elite kolonial. Namun, setelah kemerdekaan, aktivitas Freemasonry menurun drastis, terutama setelah Presiden Soekarno melarang organisasi ini pada tahun 1961, menuduhnya sebagai kelompok yang terkait dengan kolonialisme dan imperialisme.
8. Pengaruh dalam Budaya Populer
Freemasonry sering kali muncul dalam berbagai karya sastra, film, dan teori konspirasi modern. Beberapa hal yang menarik tentang pengaruh Freemasonry dalam budaya populer antara lain:
Sastra dan Film: Freemasonry dan simbolismenya kerap digunakan sebagai elemen plot dalam berbagai karya fiksi, seperti dalam novel "The Lost Symbol" karya Dan Brown. Film seperti National Treasure juga menampilkan Freemasonry sebagai kelompok yang menyimpan rahasia kuno dan harta tersembunyi. Penggambaran semacam ini sering kali memperkuat stereotip mengenai rahasia dan pengaruh tersembunyi Freemasonry.
Musik dan Seni: Beberapa seniman dan musisi juga dikaitkan dengan simbol-simbol Freemasonry. Sebagai contoh, beberapa lirik dan video musik dari genre tertentu dianggap memuat simbol-simbol Masonic, seperti piramida, mata yang melihat segalanya, atau referensi kepada "The Great Architect."
Literatur Konspirasi: Buku-buku seperti "Morals and Dogma of the Ancient and Accepted Scottish Rite of Freemasonry" karya Albert Pike sering dijadikan dasar bagi para teori konspirasi untuk mengklaim bahwa Freemasonry memiliki agenda tersembunyi. Namun, pandangan seperti ini tidak mewakili keyakinan resmi Freemasonry dan sering kali dilebih-lebihkan.
9. Hubungan dengan Peristiwa Sejarah
Freemasonry telah memainkan peran dalam beberapa peristiwa penting dalam sejarah dunia, baik sebagai organisasi maupun melalui anggota-anggota terkemuka:
Peran dalam Revolusi Amerika: Beberapa pendiri Amerika Serikat, termasuk George Washington, Benjamin Franklin, dan Paul Revere, adalah anggota Freemasonry. Nilai-nilai seperti kebebasan, persaudaraan, dan kesetaraan, yang dianut oleh Freemasonry, diyakini mempengaruhi ide-ide kemerdekaan Amerika.
Revolusi Prancis: Beberapa tokoh revolusi Prancis, seperti Marquis de Lafayette, juga terlibat dalam Freemasonry. Namun, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa Freemasonry memainkan peran langsung dalam revolusi tersebut, meskipun ada kemiripan antara nilai-nilai revolusioner dengan ajaran Masonik.
Gerakan Kemerdekaan Amerika Latin: Tokoh-tokoh seperti Simón Bolívar dan José de San Martín, yang berperan dalam memimpin perjuangan kemerdekaan di Amerika Latin, juga diketahui memiliki keterkaitan dengan Freemasonry. Banyak dari mereka bergabung dalam lodge sebagai bagian dari jaringan pergerakan yang lebih luas untuk mempromosikan gagasan republik dan kemerdekaan.
10. Interpretasi Simbolisme Freemasonry
Selain simbol-simbol utama seperti persegi dan kompas, ada banyak simbol lain yang memiliki makna mendalam dalam tradisi Freemasonry:
Piramida Berujung Mata (All-Seeing Eye): Selain dianggap sebagai simbol pengawasan ilahi, piramida juga melambangkan perjalanan spiritual menuju pencerahan. Bagian bawah piramida yang luas mewakili pengetahuan yang umum, sementara ujung yang menyempit mengarah kepada kebenaran yang hanya bisa dicapai melalui dedikasi dan kebijaksanaan.
Rantai Persaudaraan (Chain of Union): Dalam beberapa lodge, ada ritual di mana para mason berdiri dalam lingkaran, bergandengan tangan membentuk "rantai persaudaraan." Rantai ini melambangkan hubungan spiritual dan persatuan di antara semua mason, melampaui batasan geografis dan waktu.
Landasan Batu dan Batu Bata Berbentuk Persegi (Cornerstone and Perfect Ashlar): Batu landasan (cornerstone) melambangkan fondasi moral yang kuat, sedangkan batu bata berbentuk persegi yang sempurna (perfect ashlar) mewakili kesempurnaan karakter yang dicapai melalui pembelajaran dan usaha moral.
11. Freemasonry dan Agama
Meskipun tidak berafiliasi dengan agama tertentu, Freemasonry memiliki hubungan yang rumit dengan kepercayaan agama di berbagai wilayah:
Penolakan oleh Gereja Katolik: Freemasonry dilarang oleh Gereja Katolik sejak 1738 melalui bulla In Eminenti yang dikeluarkan oleh Paus Klemens XII. Gereja menilai bahwa beberapa ajaran Masonik tidak sesuai dengan doktrin Katolik, terutama mengenai sikap terbuka terhadap semua agama dan rahasia ritualnya.
Keterbukaan terhadap Berbagai Kepercayaan: Lodge Masonik biasanya bersikap inklusif terhadap berbagai agama, selama anggotanya percaya kepada kekuatan yang lebih tinggi. Namun, mereka tidak membahas agama secara spesifik dalam ritual untuk menghindari konflik antar keyakinan. Di beberapa negara, seperti di Amerika Serikat, lodge bahkan menerima non-teis atau individu yang tidak terikat oleh keyakinan agama formal.
12. Pengaruh di Dunia Modern
Di era modern, Freemasonry tetap eksis meskipun jumlah anggotanya menurun dibandingkan masa keemasannya pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Beberapa faktor yang memengaruhi peran dan pengaruh Freemasonry di dunia saat ini meliputi:
Perubahan Sosial dan Sekulerisasi: Banyak masyarakat yang semakin sekuler mungkin tidak tertarik pada ritual dan simbolisme Freemasonry. Meskipun organisasi ini berusaha untuk tetap relevan, tantangan dari gerakan sosial lain dan organisasi modern mengurangi daya tariknya di kalangan generasi muda.
Adaptasi dalam Kegiatan Amal: Untuk tetap relevan, banyak lodge yang meningkatkan fokus mereka pada filantropi dan keterlibatan masyarakat. Kegiatan amal dan bantuan komunitas semakin menjadi titik fokus, termasuk proyek-proyek pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial
Kesimpulan
Freemasonry adalah organisasi persaudaraan yang kaya akan sejarah, simbolisme, dan filosofi. Meskipun sering kali menjadi subjek kontroversi dan teori konspirasi, kontribusi nyata organisasi ini dalam filantropi dan pengajaran nilai-nilai moral tidak dapat disangkal. Pengaruh Freemasonry di dunia modern masih terlihat, meskipun dalam bentuk yang lebih tersembunyi dan tidak menonjol seperti di masa lalu.
( Pen.@Cp. - Sumber : Internet )
Referensi
- Grand Lodge of England
- The Scottish Rite
- Artikel di Encyclopedia Britannica tentang Freemasonry
- Buku "The Craft: How the Freemasons Made the Modern World" oleh John Dickie